Pancasila dan Milinealis

oleh : Lury Rafelia, S.H ( Pranata Humas ahli Muda BPBD Prov. Kep. Babel )

Pancasila berasal dari dua kata Bahasa Sanskerta “panca” berarti lima dan “sila” berarti prinsip atau asas. Apabila diulik secara bahasa, Pancasila menjadi rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila dicantumkan dalam Mukadimah Undang-undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah. Pancasila sebagai dasar negara digunakan untuk mengatur segala tatanan kehidupan bangsa Indonesia dan mengatur penyelenggaraan negara. Pancasila dijadikan sebagai dasar negara karena memang sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia.

Di Era Globalisasi pancasila berusaha menerobos sebagai pedoman pemantapan mental kaum milinial serta dapat diimplementasikan dalam kehidupan berbang dan bernegara. Generasi milenial dengan segenap keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di eranya, boleh jadi memiliki life skill dalam menghasilkan karya-karya kreatif dan inovatif baru. Namun pada saat yang sama, mereka mengalami krisis makna menyangkut pandangan hidup berbangsa dan bernegara. Dibutuhkan strategi yang lebih mengedepankan budaya mendengar dari pada menggurui. Kita perlu dengar apa aspirasi anak-anak milenial tentang Pancasila, seperti apa bentuk keterbukaan mereka untuk menerima pancasila sebagai pondamen hidup mereka.

Kaum Milenial yang memiliki pemikiran bebas tanpa bersyarat. Generasi ini tumbuh saat perkembangan teknologi sedang pesat-pesatnya, tentu sangat berbeda dengan generasi sebelumnya karena generasi ini lebih melek terhadap teknologi. Kebudayaan dari luar pun dengan mudah mendominasi, membuat norma-norma indonesia tersingkir sedikit demi sedikit. Lantas bagaimana agar Pancasila tetap menjadi dasar hidup bernegara di era seperti ini?

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dalam kehidupan generasi milenial adalah untuk memfilter atau menangkal hal-hal negative yang masuk dari luar, terutama pada era yang menghawatirkan ini. Dengan begitu Pancasila harus terpahami dan terinternalisasi pada setiap individu dan mampu menggunakan Pancasila sebagai alat penyelesaian masalah. Materi materi dari media sosial aamat mempengaruhi gaya hidup mereka. Nilai nilai pancasila dapat kita masukkan dalam kemasan menarik dengn gaya ringan ala mineal. Seperti contoh pada iklan Bhineka tunggal ika, film layar lebar yang dibintangi oleh aktris dan aktor muda indonesia, acara konser musik dengan tajuk indonesia dan lain sebagainya.

Dengan luar biasanya ideologi Pancasila kita menempatkan “Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai sila ke-1 berguna untuk memperingatkan generasi milenial bahwa ada Tuhan sebagai pusat dari kehidupan segala sesuatu dalam bentangan dunia ini. Kecanggihan teknologi tidak akan pernah menggantikan kehebatan Tuhan dan memiliki iman yang kuat pada Tuhan menjadi sebuah keharusan (keniscayaan). Generasi Milenial harus sadar bahwa semuanya milik Tuhan, sehingga kesombongan dalam diri manusia bisa terminimalisir dan berusaha untuk selalu mengambil manfaat positif dalam setiap kemudahan, bukan untuk mengambil kekuasaan apalagi menggunakan kekuasaan secara sewenang-wenang dalam kekuasaan. Kekuasaan Tuhan melampaui kekuasaan manusia.

Kaum milenial Indonesia harus dengan bijaksana, harus selalu adil dalam pikiran dan perilaku etis pada sesama, tidak menggampangkan segala sesuatu dan terus berbuat kebaikan yang mementingkan kepentingan umum demi cita-cita bonum commune (kebaikan bersama) merupakan penerapan dari sila-2 pancasila “Kemanusiaan yang adil dan beradap”.
Generasi milenial harus bergotong royong mengangkat derajat bangsa Indonesia lebih tinggi darpada negara lain untuk menunjukkan bahwa Indonesia bukan negara lemah yang gampang terjajah, tapi negara yang kuat karena generasi penerusnya mampu bersatu memajukan Indonesia lebih baik di tengah tantangan global masa kini. Saling bersinergi menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia merupakan penjelmaan dari Sila ke-3 “Persatuan Indonesia”.

Generasi muda milenial juga harus bersikap demokratis dengan mementingkan aspek musyawarah untuk mufakat dalam pengambilan keputusan perwujudan dari sila ke-4 pancasila. Keputusan tidak boleh diambil secara otoriter namun hasil kesepakatan dan musyawarah bersama. Juga sila ke-5 anak muda milenial harus mengusahakan keaadilan sosial. Perlu mengkritik struktur social, ideologi, politik dalam negara dan masyarakat yang menciptakan ketidakadilan social bagi rakyat Indonesia.

Maka dari itu, generasi milenial harus terus memelihara dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan nyata sehari-hari. Melalui pendidikan, generasi milenial harus sadar bahwa nilai-nilai Pancasila yang ditanam, seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, gotong royong, musyawarah untuk mufakat, keadilan sosial, patriotisme, nasionalisme, menghormati perbedaan bukan hanya untuk dihafal, namun terlebih dan paling penting adalah untuk diterapkan pada diri sendiri dan menebarkannya kepada generasi milenial lain yang sama-sama berperan penting dalam menciptakan Indonesia yang damai, aman dan tentram. Marilah kobarkan semangat pancasila dengan membawa obor yang dapat menyalakan api semangat membangun Indonesia menuju Indonesia jaya.


(sumber ensiklopedia pengertian pancasila)