Pangkalpinang – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bangka Belitung (Babel) Mikron Antariksa bersama Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pangkalpinang Efran meninjau sering terjadinya langganan banjir Rob yang disebabkan dengan pasang air sunggai, di Kelurahan Opas, Rabu (25/01/2023).
Kepala BPBD Babel mengatakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pangkalpinang sudah memberikan peringatan dini bahwa diwilayah Babel mulai tanggal 20 sampai 28 bahwa ada fenomena supermoon yang mengakibatkan tingginya pasang air laut yang diluar normal.
“Kejadian itu akan berdampak yang sangat luas kepada kehidupan masyarakat dan yang paling banyak di wilayah Pangkalpinang karena rata-rata masyarakat disepanjangan Trem ini tinggal di dekat bantaran sungai, sehingga itu yang paling terdampak terjadinya masalah banjir Rob ini. Kita antisipasi dan siap siaga dengan tanggal 28 Januari nanti, dengan mengacu pada deteksi dini yang diprediksi oleh BMKG. Tapi siaga ini akan terus berlangsung selama musim penghujan ini yang diperkirakan puncaknya akhir Januari dan berakhir di Februari,” ujar Mikron.
Hingga saat ini ketinggian air sekitar 20 sampai 50cm , tetapi bila terjadi hujan deras bisa mengakibatkan 1 sampai 2 meter, hal ini yang harus di hindari dan antisipasi dengan kolaborasi dan koordinasi kesiapsiagaan.
“Kalau untuk wilayah Babel ada tiga yang telah membanjiri yaitu, Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Bangka Induk dan Kota Pangkalpinang, itu telah membanjiri permukiman sekitar 2000 rumah dan satu fasilitas umum tempat wisata diwilayah Bangka Barat rusak akibat abrasi dan tingginya gelombang di daerah pantai. Dengan adanya kaloborasi ini kami berharap kesiap siagaan terus terjaga. Kemudian masyarakat juga kadang sudah paham dengan banjir rob ini akan terjadi sehingga mereka sudah mengantisipasinya. Kami hanya mengimbau untuk masyarakat juga untuk selalu dijaga kesehatannya selama masa banjir rob ini,” tegasnya.
Sementara itu Kepala BPBD Pangkalpinang menjelaskan bahwa sudah menurunkan anggota BPBD ada di delapan titik sekolah yang rawan terjadinya banjir, dari pagi anggota sudah berada di sekolah dalam rangka untuk mengantisipasi takut terjadinya banjir.
“Dalam hal ini anggota kita tidak hanya membantu warga tetapi juga memberikan edukasi kepada anak-anak dan guru-guru untuk antisipasi. Bantuan yang telah kami berikan berupa selimut, karpet dan sebagainya,” tuturnya. (lury)