Pangkalpinang- Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar giat Apel Kesiapsiagaan Dampak La Nina di Mako TRC Bangka Belitung gedung VIP terminal Bandara Depati Amir lama, Jum’at ( 5/11/2021).
Apel yang diikuti oleh 85 personil Tim Reaksi Cepat ( TRC) ini digelar guna kesiapsiagaan BPBD dalam menghadapi fenomena La Nina yang di prediksi terjadi pada Bulan September 2021 sampai dengan Februari 2022.
Kepala Pelaksana Harian ( Kalakhar) BPBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Mikron Antariksa menjelaskan bahwa giat apel kesiapsiagaan ini merupakan keseriusan BPBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam menanggapi kebencanaan yang terjadi. Sekaligus untuk melatih kesiapan para personil TRC untuk diterjunkan ke lapangan.
“Apel Kesiapsiagaan ini untuk meningkatkan disiplin serta menyatukan persepsi apabila terjadi bencana, dan juga mengecek kelengkapan peralatan bila diturunkan kedaerah bencana. Tim Reaksi Cepat harus siap untuk itu.”jelas Mikron.
Mikron juga menambahkan bahwa jumlah anggota TRC se Bangka Belitung berjumlah 500 orang tersebar di tujuh Kabupaten/Kota. untuk TRC Kabupaten Bangka Selatan di anggap paling minim baik peralatan kebencanaan maupun jumlah anggotanya, hal ini yang menjadi perhatian pemerintah. titik-titik daerah yang rawan terjadi bencana di wilayah Bangka Barat, Kota Pangkalpinang, Belitung Timur serta beberapa tempat di Bangka Belitung sudah dapat diatasi dengan baik. Koordinasi denan BPBD Kabupaten dilakukan secara intens guna dapat mengetahui dengan cepat apa yang menjadi kendala dan permasalahan dalam penaggulangan bencana.
Pesonil BPBD yang tergabung dalam Tim Reaksi Cepat ( TRC ) dituntut sigap untuk melakukan pencegahan-pencegahan dini bencana seperti mengecek sungai dan drainase diberbagai lokasi di saat hujan lebat. Apel ini juga berisi pelatihan simulasi untuk TRC dan Pusdalops agar bekerja sesuai Standar yang berlaku, sehingga dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan paripurna apabila terjadi kebencanaan.
Selanjutnya Mikron juga megungkapkan bahwa sejumlah wilayah di Indonesia sudah dikepung dengan kebencanaan hidremetologi, akibat fenomena La Nina. untuk itu selain kesiapsiagaan TRC, masyarakat juga harus sigap dalam mengantisipasi bencana dengan melaukan pembersihan drainase dan ranting-ranting pohon di alur sungai. (Lury).